Komputer dan Masyarakat XI

KOMPUTER DAN INDUSTRI

SESI - 11


SISTEM INFORMASI PRODUKSI :

(1) SISTEM PRODUKSI FISIK :
SISTEM FISIK UNTUK MENGENDALIKAN ALAT-ALAT PRODUKSI.
LEVEL OPERASI :
- CAD—COMPUTER AIDED DESIGN;
- CAM—COMPUTER ASSISTED MANUFACTURING;
- ROBOT—UNTUK MENGGANTIKAN PEKERJAAN MANUSIA YANG BERISIKO TINGGI;
- CIM—COMPUTER INTERGRATED MANUFACTURING—YAITU GABUNGAN ANTARA SISTEM PRODUKSI FISIK (CAM DAN ROBOT) DENGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSINYA  HASIL SISTEM PRODUKSI FISIK SEBAGAI DATA SISTEM INFORMASI.

(2) SISTEM INFORMASI PRODUKSI : PRODUCTION INFORMATION SYSTEM.


EMPAT JENIS KELOMPOK OUTPUT  SISTEM INFORMASI PRODUKSI :
(1) PROSES PRODUKSI :
- PENGERJAAN-ULANG;
- PEMAKAIAN BAHAN;
- PENGGUNAAN TENAGA KERJA;
- PEMAKAIAN OVERHEAD—LISTRIK, AIR, TELEPHONE DLL);
- KONTROL PENGERJAAN;
- KONTROL MESIN DAN ROBOT;
- KONTROL SPESIFIKASI KHUSUS;
- KONTROL PROSES PRODUKSI;
- PENJADWALAN PRODUKSI;
- PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI;
- ANALISIS PRODUKTIVITAS MESIN;
- ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJA;
- DLL.

(2) PERSEDIAN BAHAN MENTAH DAN BARANG JADI :
- PERMINTAAN PERSEDIAAN;
- PENERIMAAN BARANG;
- PERSEDIAAN AWAL, PROSES, DAN AKHIR;
- PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL;
- DLL.

(3) KUALITAS PRODUK :
- HANDLE KUALITAS SELAMA PROSES PRODUKSI;
- KONTROL PENGERJAAN DAN KUALITAS.

(4) BIAYA PRODUKSI :
- BIAYA PENGGUNAAN BAHAN MENTAH;
- BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG;
- BIAYA OVERHEAD;
- ALOKASI BIAYA, ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA.

MODEL PRODUKSI :

(1) MATEMATIS TITIK PEMESANAN KEMBALI/TPK—REORDER POINT.
TPK = (UNIT TERJUAL TIAP HARI X JLH HARI PEMESANAN TIBA) + UNIT KEAMANAN
(2) PEMESANAN KUANTITAS EKONOMIS (ECONOMIC ORDER QUANTITY);
(3) PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MRP—MATERIAL REQUIREMENT PLANNING).
KEGUNAAN :
MENUNJUKKAN BERAPA BANYAK MATERIAL HARUS DISEDIAKAN U/ MEMPRODUKSI SEJUMLAH UNIT BARANG.

DATABASE PRODUKSI
FILE SUMBER DATA
DATA PEMASOK
PP
KONTRAK SERIKAT PEK
STANDAR PRODUKSI
BAHAN MENTAH
TENAGA KERJA
KERUSAKAN
BARANG DALAM PROSES EKSTERNAL INTELLIGENT
EKSTERNAL INTELLIGENT
EKSTERNAL INTELLIGENT
RISET PRODUKSI
SIA – SIKLUS KONVERSI
SIA – SIKLUS KONVERSI
SIA – SIKLUS KONVERSI
SIA – SIKLUS KONVERSI

PENGGUNA SISTEM INFO. PRODUKSI
Pengguna Proses
Produksi Sediaan Kualitas
Produksi Biaya
Produksi
Manajer produksi
Esekutif lainnya
Pengawas pabrik
Manajer perencanaan dan control
Manajer teknik
Manajer pengendalian kualitas
Manajer pembelian
Manajer pengendalian sediaan
Manajer lainnya

Komputer dan Masyarakat X

KOMPUTER DAN PEMERINTAH

SESI - 10


E-GOVERNMENT

Penelitian : “Roadmap for E-Government in the Developing World” (Pacific Council International Policy--PCIP, 2002)

Tujuan :

Membantu negara-negara dalam menyusun strategi penerapan dan pengembangan e-government.

Konsep E-Government oleh Bank Dunia (Belt, 2001) :

- The use by government agencies of information technolgies that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government”.

E-Government :

- Suatu usaha penciptaan suasana penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan shared goals dari sejumlah komunitas yang berkepentingan.

Hasil peneilitian terdapat 10 faktor keberhasilan penerapan E-Government ;

(1) Why are we pursuing E-Government?

Manfaat penerapan E-Government :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah kepada public dan komunitas negara lain;

b. Memperbaiki proses transparansi dan akuntabilitas di pihak penyelenggara pemerintah;

c. Mereduksi biaya transaksi, komunikasi, dan interaksi yang terjadi dalam proses pemerintahan;

d. Menciptakan masyarakat berbasis komunitas informasi yang berkualitas; dll.

(2) Do we have a clear vision and priorities for E-Government?

Visi bersama para stakeholder :

a. Memperbaiki produktivitas dan kinerja operasional pemerintahan dalam melayani public;

b. Mempromosikan pemerintahan yang bersih dan transparan;

c. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui kinerja pelayanan public;

d. Menjamin terciptanya penyelenggaraan Negara yang demokratis; dll.

Karakteristik visi yang baik (PCIP, 2001) :

a. Disusun secara kolektif (para stakeholder e-Government);

b. Memiliki tujuan akhir (essential E-Government) à memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam à kualitas hidup;

c. Mudah dikomunikasikan dan disosialisasikan à struktur masyarakat yang heterogen.

(3) What kind of E-Government are we ready for?

a. Kebutuhan yang menjadi prioritas utama di lingkungan masyarakat;

b. Ketersediaan sumber daya ada pada domain masyarakat dan pemerintah—masyarakat, para pelaku bisnis, dan komunitas organisasi;

Faktor-faktor yang menentukan kesiapan daerah menerapkan E-Government :

a. Infrastruktur Telekomunikasi;

b. Tingkat konektivitas dan penggunaan IT oleh pemerintah;

c. Kesiapan sumber daya manusia di pemerintah;

d. Ketersediaan dana dan anggaran;

e. Perangkat hukum;

f. Perubahan paradigma.

(4) Is there enough political will to lead the government effort?

a. Dukungan kepemimpinan politik yang memiliki komitmen berkelanjutan;

b. Ketersediaan alokasi dana yang dianggarkan dan siap dicairkan;

c. Kesepakatan melakukan koordinasi lintas sektoral;

d. Niat mulai menyusun undang-undang/peraturan yang mendukung inisiatif yang ada dan memberlakukannya;

e. Kesiapan SDM belajar dan mengubah cara-kerja—transformasi--di pemerintah;

f. Usaha secara sistematis dan institusional à konsep E-Government à berlangsung kontinyu—sustainability yang tinggi;

(5) Are we selecting E-Government projects in the best way?

a. Menentukan pemanfaatan IT di beragam bidangà membantu aktivitas sehari-hari;

b. Menentukan proyek pemerintah yang telah dilaksanakan dan proyek yang berhasil sampai tahap implementasi serta menentukan faktor-faktor keberhasilan;

c. Menentukan anggaran untuk belanja IT dan sumber dananya;

d. Menentukan faktor-faktor yang menghambat implementasi IT di lingkungan pemerintah dan mengatasinya.

Langkah-langkah memilih E-Government projects :

a. Menyelesaikan permasalahan tertentu atau memperbaiki kinerja dari serangkaian proses yang berjalan dengan aplikasi E-Government;

b. Melakukan shop around—studi banding—di beberapa Negara yang menghadapi permasalahan dan kebutuhan yang sama;

c. Meyakinkan para stakeholder bahwa apa yang dilakukan sesuai dengan visi E-Government;

d. Meminta tanggapan para pengguna dan masyarakat tentang penerapan aplikasi E-Government di lingkungan pemerintah;

e. Menentukan pihak-pihak yang dilibatkan dalam proyek pengembangan aplikasi E-Government;

f. Mensosialisasikan prosedure baru penerapan aplikasi E-Government kepada masyarakat;

g. Melakukan evaluasi à pelaksanaan proyek E-Government dengan meminta pendapat/tanggapan dari masyarakat/customer.

(6) How should we plan and manage E-Government projects?

a. Content development :

Pengembangan aplikasi P/L, pemilihan standar teknis, penggunaan bahasa pemrograman, spesifikasi system basis data, kesepakatan user interface, dll.

b. Competency building : pelatihan dan pengembangan kompetensi maupun keahlian seluruh jajaran sumber daya manusia di berbagai lini pemerintahan;

c. Connectivity : ketersediaan infrastruktur komunikasi dan teknologi informasi di lokasi dimana E-Government diterapkan;

d. Cyberlaw : keberadaan kerangka dan perangkat hokum yang diberlakukan terkait dengan aktivitas penerapan E-Government;

e. Citizen interface : pengembangan berbagai kanal multi akses yang digunakan oleh seluruh masyarakat dan stakeholder E-Government;

f. Capital : pola pemodalan proyek E-Government—biaya setelah proyek selesai.

Tim pelaksana E-Government harus membangun suatu mekanisme yang efektif à komunikasi antara tim dengan para stakeholder dapat terjalin dengan baik.

(7) How will we overcome resistance from within the government?

a. Permasalahan timbulnya resistensi :

- Ketakutan kehilangan pekerjaan yang digantikan dengan teknologi IT;

- Kekhawatiran bahwa wewenang yang dibangun menjadi berkurang;

- Ketidakmampuan menggunakan teknologi IT;

- Kesadaran bahwa akan kehilangan “pendapatan tidak resmi” yang diperoleh dari balas jasa dari masyarakat yang dilayani.

b. Mengajak para stakeholder proyek E-Government untuk merencanakan proyek bersama-sama;

c. Menjelaskan secara konsisten, kontinyu, dan intensif kepada masyarakat tentang konsep E-Government dan aplikasinya;

d. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan konsep E-Government dan aplikasinya;

e. Melibatkan pihak konsultan ahli atau para pakar E-Government sebagai narasumber dalam usaha mengevaluasi dan memperbaiki kinerja proyek yang berlangsung;

f. Mengkondisikan penggunaan aplikasi E-Government;

g. Melakukan kampanye (tradisional maupun modern) secara kontinyu tentang penerapan E-Government;

h. Memberikan penghargaan yang berhasil menerapkan E-Government di lingkungannya, berupa :

- Menganugerahkan award (diliput pers dan media massa);

- Menaikkan pangkat yang bersangkutan sesuai jenjang kepangkatan;

- Memberikan sejumlah bonus atas prestasi yang dilakukan;

- Menjadikan mereka sebagai tauladan bagi orang lain.

(8) How will we measure and communicate progress? How will we know if we are failing?

Praktisi manajemen : “Sesuatu yang tak dapat diukur, tak dapat dikendalikan. Sesuatu yang tak dapat dikendalikan, tak dapat dikelola”.

Ada 2 jenis ukuran / indicator kinerja dalam proyek E-Government :

a. Manajemen proyek;

b. Pengukuran keberhasilan proyek terdapat dua indikator.

Indikator Standar Ukuran Kinerja Pemrintah :

· Volume transaksi secara elektronik atau digital;

· Response time ; penyelesaian suatu rangkaian proses pelayanan kepada masyarakat/public;

· Jumlah keluhan masyarakat à pelayanan pemerintah;

· Fasilitas tambahan dalam pelayanan elektronik.

· Area pelayanan pemerintah kepada masyarakat secara geografis.

Indikator Standar Ukuran Dampak Aplikasi E-Government :

· Persentase jumlah pelanggan yang menggunakan E-Government (bandingkan dengan cara manual sebelumnya)

· Jumlah kunjungan / akses à aplikasi E-Government lewat internet setiap hari;

· Pengurangan biaya baik yang ditanggung pemerintah maupun masyarakat;

· Peningkatan beragam produk / jasa baru à pelayanan public;

· Kemudahan menggunakan aplikasi E-Government untuk melayani publik.

Cara menentukan standar ukuran benchmark pada E-Government :

· Proses pemerintah daerah memilih dan menentukan suatu ukuran jenis proyek yang sejenis;

· Melakukan polling di masyarakat dan menyimpulkannya;

· Melakukan survey oleh para peneliti / lembaga independent.

(9) What should our relationship be with the private sector?

Diperlukan partisipasi swasta dalam penerapan E-Governmen :

· Perusahaan swasta sebagai mitra kerja/partner à membangun konsep E-Government;

· Kerjasama berdasarkan shared value—saling menguntungkan;

· Perusahaan swasta menjual produk dan jasa komersial à pengembangan IT à E-Government;

· Memahami kekuatan kedua belah pihak à menentukan kerangka kerjasama yang tepat.

(10) How can E-Government improve citizen participation in public affairs?

a. Memberikan penilaian dari masyarakat à kebijakan public yang dikeluarkan pemerintah

b. Mencari data / informasi untuk penunjang proses sehari-hari —> sejumlah website pemerintah;

c. Melakukan public hearing secara on-line lewat internet.

Sebuah proses evolusi dan pengembangan E-Government dinyatakan BERHASIL apabila partisipasi public semakin bertambah setiap hari.

Komputer dan Masyarakat IX

KOMPUTER DAN PENDIDIKAN
(E-LEARNING)

SESI - 9


PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN SDM :
KEHIDUPAN MANUSIA YANG TIDAK DAPAT LEPAS DARI TEKNOLOGI BERBASIS KOMPUTER  ALAT SERTA MEDIA PENGEMBANGAN DAN PENYAMPAIAN MAUPUN SEBAGAI MUATAN PEMBELAJARAN.

E-LEARNING :
SISTEM PEMBELAJARAN YANG BERKEMBANG DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI BERBASIS KOMPUTER  EFISIEN DILIHAT DARI SEGI WAKTU, JARAK DAN BIAYA.

BEBERAPA PAKAR MENGURAIKAN DEFINISI E-LEARNING:
(1) SUATU JENIS BELAJAR MENGAJAR YANG MEMUNGKINKAN TERSAMPAIKANNYA BAHAN AJAR KE SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA INTERNET, INTRANET ATAU MEDIA JARINGAN KOMPUTER LAIN (HARTLEY, 2001).

(2) SISTEM PENDIDIKAN YANG MENGGUNAKAN APLIKASI ELEKTRONIK UNTUK MENDUKUNG BELAJAR MENGAJAR DENGAN MEDIA INTERNET, JARINGAN KOMPUTER, MAUPUN KOMPUTER STANDALONE (LEARNFRAME.COM, 2001).

(3) SEMUA YANG MENCAKUP PEMANFAATAN KOMPUTER DALAM MENUNJANG PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN, TERMASUK DI DALAMNYA PENGGUNAAN MOBILE TECHNOLOGIES SEPERTI PDA DAN MP3 PLAYERS. JUGA PENGGUNAAN TEACHING MATERIALS BERBASIS WEB DAN HYPERMEDIA, MULTIMEDIA CD-ROM ATAU WEB SITES, FORUM DISKUSI, PERANGKAT LUNAK KOLABORATIF, E-MAIL, BLOGS, WIKIS, COMPUTER AIDED ASSESSMENT, ANIMASI PENDIDKAN, SIMULASI, PERMAINAN, PERANGKAT LUNAK MANAJEMEN PEMBELAJARAN, ELECTRONIC VOTING SYSTEMS, DAN LAIN-LAIN. JUGA DAPAT BERUPA KOMBINASI DARI PENGGUNAAN MEDIA YANG BERBEDA (THOMAS TOTH, 2003; ATHABASCA UNIVERSITY, WIKIPEDIA).

(4) TERDIRI DARI DUA BAGIAN YAITU E- YANG MERUPAKAN SINGKATAN DARI ELEKTRONIKA DAN LEARNING YANG BERARTI PEMBELAJARAN. JADI E-LEARNING BERARTI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN JASA BANTUAN PERANGKAT ELEKTRONIKA, KHUSUSNYA PERANGKAT KOMPUTER. (MARYATI S.PD.,).

(5) PROSES PEMBELAJARAN YANG MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SECARA SISTEMATIS DENGAN MENGINTEGRASIKAN SEMUA KOMPONEN PEMBELAJARAN, TERMASUK INTERAKSI PEMBELAJARAN LINTAS RUANG DAN WAKTU, DENGAN KUALITAS YANG TERJAMIN.( PROF. DR. SULISTYOWENI WIDANARKO (BPMA)).

(6) SEBUAH RANCANGAN APLIKASI UNTUK PENGELOLAAN DAN PENDISTRIBUSIAN MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN MELALUI BERBAGAI MEDIA ELEKTRONIK, SEPERTI INTERNET, LAN, WAN, BROADBAND, WIRELESS, DAN SEBAGAINYA. (NOVIRA PUTRI AYUNINGTYAS).

(7) MATERI TRAINING YANG DI-ONLINE-KAN MELIPUTI PROSES DISTRIBUSI INFORMASI, KOMUNIKASI, EDUKASI, PELATIHAN, DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN.

(8) SISTEM BERBASIS WEB (INTERNET) YANG MEMUNGKINKAN INFORMASI DAN PENGETAHUAN DAPAT DIAKSES OLEH SIAPA SAJA YANG BERHAK SERTA KAPAN SAJA DAN DIMANA SAJA.

(9) MEMBERIKAN PERANGKAT BARU UNTUK MEMBERIKAN NILAI TAMBAH PADA BERBAGAI MODEL PENDIDIKAN TRADISIONAL DI KELAS, BUKU PELAJARAN, CD-ROM, SERTA PELATIHAN BERBASIS KOMPUTER LAINNYA.

(10) SUATU PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI (DALAM HAL INI INTERNET) SEBAGAI SARANA EFEKTIF DAN MEMPERLUAS PENGETAHUAN SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ILMU SECARA REAL-TIME.

(11) TIDAK AKAN MENGGANTIKAN PERTEMUAN DI KELAS TETAPI MENINGKATKAN DAN MENGAMBIL MANFAAT DARI MATERI-MATERI DAN TEKNOLOGI PENGIRIMAN BARU UNTUK MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR.

(12) DENGAN E-LEARNING, PARA SISWA AKAN LEBIH DIBERDAYAKAN KARENA KINI PROSES BELAJAR-MENGAJAR TIDAK LAGI BERPUSAT PADA GURU TETAPI BERALIH KE SISWA.

(13) DENGAN KONEKSI KE INTERNET, SEORANG SISWA PUNYA AKSES KE BERBAGAI SUMBER INFORMASI YANG TAK TERBATAS.

(14) SELAIN ITU, E-LEARNING BERSIFAT INDIVIDUAL SEHINGGA SISWA YANG AKTIF DAN CEPAT MENYERAP MATERI PELATIHAN AKAN BISA MAJU DENGAN LEBIH CEPAT.


KELEBIHAN E-LEARNING MENURUT ROSENBERG[4] :
1. MEMERLUKAN BIAYA YANG LEBIH RENDAH.
• MENGURANGI BIAYA PERJALANAN,
• MEMANGKAS WAKTU YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGAJARAN
• MENGURANGI SECARA SIGNIFIKAN KEBUTUHAN PENYEDIAAN INFRASTUKTUR KELAS UNTUK PROSES PEMBELAJARAN.
2. MENYEDIAKAN AKSES TAK TERBATAS.
MENANGANI SECARA TAK TERBATAS JUMLAH PENGGUNA VIRTUAL SECARA SIMULTAN.
3. VARIASI PENYEDIAAN KONTEN.
MENG-KOSTUMISASI KONTEN UNTUK PROSES PEMBELAJARAN YANG BERBEDA SESUAI DENGAN KEBUTUHAN.
4. SELALU UP TO DATE.
SANGAT MUDAH UNTUK DILAKUKAN PEMUTAKHIRAN DENGAN CEPAT.

5. PEMBELAJARAN ON-LINE.
PENGGUNA DAPAT MELAKUKAN AKSES DIMANA SAJA DAN KAPAN SAJA SETIAP SAAT.
6. UNIVERSAL.
DISESUAIKAN DENGAN PROTOKOL UNIVERSAL (CONTOH INTERNET DAN BROWSER).
7. KOMUNITAS.
MENDORONG DAN MENFASILITASI TERBENTUKNYA KOMUNITAS DENGAN BERAGAM MINAT DAN KEPENTINGAN.
8. MAMPU MENANGANI BERBAGAI SKALA.
SOLUSI DALAM BERBAGAI SKALA DENGAN HANYA MEMBUTUHKAN PERUBAHAN SEDIKIT DALAM PENGEMBANGANNYA BAIK INFRASTRUKTUR MAUPUN BIAYA.
9. MENINGKATKAN LAYANAN.
EFEKTIF MENINGKATKAN LAYANAN PADA PROSES PEMBELAJARAN.

KEUNTUNGAN LAIN MENGGUNAKAN E-LEARNING :
(1) MENGHEMAT WAKTU PROSES BELAJAR MENGAJAR,
(2) MENGURANGI BIAYA PERJALANAN,
(3) MENGHEMAT BIAYA PENDIDIKAN SECARA KESELURUHAN (INFRASTRUKTUR, PERALATAN, BUKU),
(4) MENJANGKAU WILAYAH GEOGRAFIS YANG LEBIH LUAS,
(5) MELATIH PELAJAR LEBIH MANDIRI DALAM MENDAPATKAN ILMU PENGETAHUAN.


HAL-HAL PENTING PROSES INTERAKSI DAN KOMUNIKASI ANTAR INDIVIDU  E-LEARNING :
(1) KONTEN YANG MENITIK BERATKAN PADA KEBUTUHAN SASARAN PEMBELAJARAN (USER)
(2) PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM PROSES PENYAMPAIANNYA
(3) ADANYA KEBIJAKAN
(4) PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN E-LEARNING.


TERDAPAT TIGA ASPEK PENTING UNTUK MEMBANGUN E-LEARNING :
(1) KONTEN :
OBYEK PEMBELAJARAN YANG MENJADI SALAH SATU PARAMETER KEBERHASILAN E-LEARNING MELALUI JENIS, ISI DAN BOBOT KONTEN.
• KONTEN YANG BERSIFAT TEACHER-CENTERED YAITU KONTEN INSTRUKSIONAL YANG BERSIFAT PROSEDURAL, DEKLARATIF SERTA TERDEFINISI DENGAN BAIK DAN JELAS.
• KONTEN YANG BERSIFAT LEARNER-CENTERED YAITU KONTEN YANG MENYAJIKAN HASIL (OUTCOMES) DARI INSTRUKSIONAL YANG TERFOKUS PADA PENGEMBANGAN KREATIFITAS DAN MEMAKSIMALKAN KEMANDIRIAN.
• MENYEDIAKAN CONTOH KERJA (WORK EXAMPLE) PADA MATERIAL KONTEN.
• KONTEN BERUPA GAMES-GAMES EDUKATIF SEBAGAI MEDIA BERLATIH ALAT BANTU PEMBUATAN PERTANYAAN.
MATERI KONTEN :
1. INFORMASI--BERISI INFORMASI YANG INGIN DISAMPAIKAN PADA USER MENGENAI PENGAJARAN YANG AKAN DIIKUTI.
BENTUK MODUL INFORMASI : SILABUS, BERITA DAN INFORMASI, PENGUMUMAN DSB.
2. MATERI PEMBELAJARAN.
BERISI MATERI PEMBELAJARAN : BERBAGAI JENIS FORMAT SEPERTI : TEKS, GAMBAR, FOTO, GRAFIK, SLIDE PRESENTASI, ANIMASI, HTML, AUDIO (NARASI, AUDIO STREAMING, AUDIO
RECORDED), VIDEO (VIDEO RECORDED, VIDEO STREAMING).
3. INTERAKSI DAN KOMUNIKASI.
KONTEN YANG MEMFASILITASI PROSES INTERAKSI DAN KOMUNIKASI BAIK ANTARA SISWA DAN SISWA MAUPUN SISWA DAN TRAINER, SECARA LANGSUNG SYNCHRONOUS) MAUPUN TIDAK LANGSUNG (ASYNCHRONOUS);
4. TUGAS, TES DAN EVALUASI SISWA.
KONTEN YANG BERISI AKTIFITAS PENUGASAN, TES SERTA EVALUASI BAGI SISWA.
5. SUMBER DAYA DIGITAL (DIGITAL RESOURCES). KONTEN YANG BERISI BERBAGAI SUMBER DAYA PEMBELAJARAN BERBENTUK DIGITAL DAN/ATAU ONLINE.

(2) TEKNOLOGI

PROSES PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN :
A. JARINGAN TELEPON PSTN YANG SANGAT LUAS, PENGGUNAAN JARINGAN BERBASIS SERAT OPTIK HINGGA TEKNOLOGI NIRKABEL BERGERAK : JARINGAN GSM (GPRS, EDGE, 3G) MAUPUN CDMA (EV-DO) MAMPU MEMBERIKAN LAYANAN YANG SANGAT BAIK.
B. LAYANAN-LAYANAN SECARA REALTIME SEPERTI VIDEO CONFERENCE, VIDEO STREAMING DAN SEBAGAINYA.


PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JARINGAN:
A. MODEL KONEKSI JARINGAN.
PENGEMBANGAN KONEKSI MELALUI DUA PENDEKATAN YAITU: (1) KONEKSI LOKAL (INTRANET) SERTA; (2) KONEKSI GLOBAL (INTERNET).
B. BANDWIDTH.
KAPASITAS BANDWIDTH YANG DISEDIAKAN HARUS MELALUI PERHITUNGAN DAN ANALISIS YANG TEPAT TERUTAMA PADA KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN BANDWIDTH YANG ADA.
C. LOKASI/GEDUNG.
MENYEDIAKAN LOKASI/GEDUNG YANG REPRESENTATIF BAIK DARI KEMUDAHAN AKSES LOKASI, KEMUDAHAN PENEMPATAN HARDWARE DAN JARINGAN SERTA KEAMANANNYA.
D. MANAJEMEN INFRASTRUKTUR.
MEMASTIKAN JALANNYA KOMPONEN INFRASTRUKTUR, MEMPERKECIL GANGGUAN TERHADAP JALANNYA SISTEM SERTA MEMASTIKAN KELANCARAN AKSES SISTEM.
E. STAF TI.
STAF YANG MEMPUNYAI PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN TEKNIS DALAM PLATFORM SISTEM E-LEARNING DAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI.

(3) MANAJEMEN

ASPEK PENGELOLAAN MEMBUTUHKAN ORGANISASI PEMBELAJARAN YANG BAIK SERTA LENGKAP DAN DIMULAI DARI PERENCANAAN YANG MATANG SERTA FOKUS TERHADAP ORGANISASI DAN PERSONEL.

BEBERAPA PERSONEL KUNCI YANG MEMEGANG PERANAN DALAM BERLANGSUNGNYA PROGRAM PEMBELAJARAN(KRIDANTO, ADI, HUSNI[3]) :
(1) SISWA (STUDENT).
(2) PENGAJAR (TEACHER).
(3) INSTRUKTUR (INSTRUCTOR).
(4) ADMINISTRATOR.
(5) SUPPORT STAFF/HELPDESK.
(6) INSTITUSI PENYELENGGARA

KOMPONEN E-LEARNING :
(1) PERANGKAT KERAS
(2) INFRASTRUKTUR/JARINGAN
(3) PERANGKAT LUNAK
(4) MATERI/ISI
(5) STRATEGI INTERAKSI
(6) PEMERAN (DOSEN, MAHASISWA DAN LAIN-LAIN)

ELEMEN PENDUKUNG ORGANISASI PEMBELAJARAN(HILL[2]) BERFUNGSI :
1. PENYEDIA INFORMASI (INFORMATION SERVICES).
MENJADI SARANA PENYEDIA INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PROSES PEMBELAJARAN.
2. PELATIHAN (TRAINING).
MEMFASILITASI KEBUTUHAN PELATIHAN BAIK UNTUK SISWA DAN PENGAJAR MAUPUN PIHAK-PIHAK LAIN YANG MEMBUTUHKAN.
3. KONSULTASI (CONSULTING).
MEMBERIKAN PELAYANAN BERUPA SARAN DAN PENDAPAT.
4. PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN MATERIAJAR (CURICULUM AND MATERIAL DEVELOPMENT). PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN AGAR DAPAT SESUAI DENGAN TUJUAN OBYEKTIF E-LEARNING.
5. PENELITIAN (RESEARCH).
MENCARI FORMULA DAN BENTUK-BENTUK PENGEMBANGAN BARU YANG LEBIH BAIK UNTUK DAPAT DICAPAI.

PENGEMBANGAN FUNGSI UNIT-UNIT ORGANISASI YANG LEBIH BERSIFAT STRATEGIS KE ARAH PENDEKATAN MODUL BISNIS :
1. MARKETING DAN PROMOSI (MARKETING AND PROMOTION).
2. ADMINISTRASI (ADMINISTRATION).
3. TEKNIS (TECHNICAL).
KETIGA ASPEK DI ATAS MERUPAKAN :
PROSES PERANCANGAN DALAM RANGKA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM E-LEARNING YANG BAIK.



IMPLEMENTASI ELEMEN-ELEMEN TERSEBUT :
DISESUAIKAN SECARA DINAMIS SESUAI DENGAN KEBUTUHAN, KEMAMPUAN DAN KONDISI LINGKUNGAN IMPLEMENTASI.

HASIL DAN PENCAPAIAN PADA LINGKUNGAN IMPLEMENTASI :
DAPAT DIEVALUASI DAN DIUKUR MELALUI INTANGIBLE VALUE SEPERTI :
• PENINGKATAN KEPUASAN USER.
• PENINGKATAN EFISIENSI OPERASIONAL DAN PENINGKATAN PERFORMA PERSONEL DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR PENGUKURAN TERTENTU SEPERTI IT GOVERNANCE DAN PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (PMS).

REFERENSI.

[1]. Clark, Ruth C., Mayer, Richard E. (2003), e-learning and The Science of Instruction, John Wiley & Sons, Inc., Pfeiffer.
[2]. Hill, Melanie N. (1998), Staffing a distance learning team: whom do you really need?, Online Journal of Distance Learning Administration, 1, State University of West Georgia.
[3]. Kridanto Surendro, Adi Mulyanto, Husni Sastramihardja. (2000), Towards the development of distance learning system, http://www.aeeseap.org/conf2000/kontens/03/0303.pdf
[4]. Rosenberg, Marc J. (2001), Strategies for Delivering Knowledge in The Digital Age, McGraw Hill.

MEMBANGUN DAN MENGONTROL SISTEM PEMBELAJARAN
SISTEM PEMBELAJARAN :
SISTEM PEMBELAJARAN BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU.

SISTEN MANAJEMEN MUTU--DEFINISI DARI STANDAR ISO 9000 :
(1) STRUKTUR ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,PROSEDUR¬PROSEDUR, DAN SUMBER-SUMBER DAYA UNTUK PENERAPAN MANAJEMEN MUTU.
(2) SEKUMPULAN PROSEDUR TERDOKUMENTASI DAN PRAKTEK-PRAKTEK STANDAR UNTUK MANAJEMEN SISTEM YANG BERTUJUAN MENJAMIN KESESUAIAN DARI SUATU PROSES DAN PRODUK TERHADAP KEBUTUHAN ATAU PERSYARATAN TERTENTU.


SISTEM MANAJEMEN MUTU :
CLOSED LOOP SYSTEM YANG MENCAKUP DETEKSI, UMPAN BALIK, KOREKSI, YANG HARUS DIARAHKAN PADA PENCEGAHAN KESALAHAN SEJAK TAHAP AWAL.
PERNYATAAN GASPERSZ(2001) :
BANYAK SISTEM MANAJEMEN KUALITAS TIDAK EFEKTIF 100 % PADA PENCEGAHAN SEMATA  MANAJEMEN KUALITAS BERLANDASKAN PADA TINDAKAN KOREKTIF  MASALAH-MASALAH YANG DITEMUKAN.
TIGA KOMPONEN UTAMA SISTEM MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI:
(1) SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) & DOSEN
(2) MATERI KULIAH/PRAKTIKUM
(3) PROSES BELAJAR (DIDALAM/DILUAR KELAS)

KOMPONEN LAIN :
• DANA
• INSTRUMENTAL IN-PUT--UNDANG-UNDANG/ PERATURAN PEMERINTAH.
KETIGA KOMPONEN UTAMA PERLU DIKENDALIKAN—CONTROL.
INTERNAL IN-PUT /OUT-PUT :
PENCEGAHAN AWAL DARI KESALAHAN PADA OUT-PUT AKHIR.

KUALIFIKASI SDM & DOSEN :
(1) KOMPETENSI DALAM BIDANGNYA
(2) KEMAMPUAN & MOTIVASI UNTUK BERKEMBANG
(3) KEMAMPUAN & MOTIVASI KERJASAMA TIM
(4) KEMAMPUAN MENGAJAR ( KHUSUS DOSEN )
(5) KEMAMPUAN & MOTIVASI MELAKUKAN PENELITIAN ( KHUSUS DOSEN )

FUNGSI-FUNGSI MODEL MANAJEMEN PERGURUAN TINGGISISTEM MANAJEMEN MUTU:
(1) FUNGSI RISET DAN PENGEMBANGAN,
(2) FUNGSI PEMASARAN,
(3) FUNGSI OPERASIONAL ,
(4) FUNGSI PENGENDALIAN MUTU,
(5) FUNGSI ADMINISTRASI & KEUANGAN.

TOLOK UKUR KINERJA DOSEN :
(1) INDEK KINERJA DOSEN (IKD)
(2) PENINGKATAN JENJANG KEPANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN(SETIAP 4 TAHUN).
PENELITIAN BERSAMA :
DIBENTUK MENJADI BEBERAPA JUDUL PENELITIAN.
MENCARI DATA DAN ANALISIS DATA--MAHASISWA DILIBATKANPENGALAMAN PRAKTIS PENELITIAN.

SEMINAR-SEMINAR TINGKAT NASIONAL :
WADAH UNTUK MENAMPUNG HASIL-HASIL PENELITIAN  KEWAJIBAN PERGURUAN TINGGI YANG MENYELANGGARAKAN.
KERJASAMA DENGAN INDUSTRI DALAM PENYELENGGARAAN SEMINAR :
MENGURANGI DANA YANG DIKELUARKAN OLEH PERGURUAN TINGGI.
KEGIATAN SEMINAR & JOB EXPO-- TOPIK YANG MENARIK UNTUK DILAKSANAKAN.

MATERI KULIAH/PRAKTIKUM, SPESIFIKASI DAN ISINYA DITENTUKAN OLEH PROGRAM STUDI
DENGAN TUJUAN UNTUK MENCAPAI SASARAN MUTU YANG TELAH DITETAPKAN.

DOSEN-DOSEN KELOMPOK BIDANG ILMU/KOMPETENSI :
MERANCANG DAN MENGEMBANGKAN MATERI KULIAH/PRAKTIKUM  DITETAPKAN OLEH PROGRAM STUDI.

EVALUASI DAN REVISI MATERI :
DILAKUKAN SECARA TERUS-MENERUS  DOSEN-DOSEN SECARA INDIVIDUAL OLEH PROGRAM STUDI SECARA STRUKTURAL.

DAFTAR PUSTAKA
Deming, W.E. 1986. Out of the Crisis., Massachusetts Institute of Technology, Massachustts.
Gaspersz, Vincent. 2001. ISO 9001:2000 and continual quality improvement ., Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Gaspersz, Vincent. 2003. Total Quality Management., Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kemenade, E.V. and Paul Garre. 2000. Teach What You Preach –Higher Education and Business : Partners and Route to Quality. Quality Progress Vol. 39, No. 9, September 2000, pp. 33-39.
Spanbauer, S.J. 1992. A Quality for Education. American Society for Quality Control Quality Press, Milwaukee, Wisconsin.
Smith, E.A. 2000. Applying Knowledge Enabling Methods In Classroom and In The Workplace. Journal of Workplace Learning, 12(6), pp. 236-244. Diakses dari www.emerald-library.com

Komputer dan Masyarakat VIII

KOMPUTER DAN PENDIDIKAN

SESI - 8

Perubahan Organisasi pendidikan :

1. Perubahan permintaan pasar

2. Perkembangan teknologi informasi yang signifikan

Perubahan global :

perkembangan sistem Manajemen Kualitas Total ( Total Quality Management ).

Tabel Kesenjangan lulusan Perguruan Tinggi dengan Kebutuhan Industri di Indonesia (Gaspersz, 2003)

Lulusan Perguruan Tinggi

Kebutuhan Industri

1.

Hanya memahami teori

Kemampuan solusi masalah berdasarkan konsep ilmiah

2.

Memiliki ketrampilan individual

Memiliki ketrampilan kelompok

3.

Motivasi belajar hanya untuk lulus ujian

Mempelajari bagaimana belajar yang efektif

4.

Hanya berorientasi pada pencapaian grade

Berorientasi pada peningkatan terus menerus atau nilai tertentu (pembatasan target ) dengan tidak dibatasi pada target tertentu saja. Setiap target yang tercapai akan terus menerus ditingkatkan.

5.

Orientasi belajar hanya pada mata kuliah individual secara terpisah.

Membutuhkan pengetahuan terintegrasi antar disiplin ilmu untuk solusi masalah industri yang kompleks.

6.

Proses belajar bersifat pasif, hanya menerima informasi dari dosen.

Bekerja adalah suatu proses berinteraksi dengan orang lain dan memproses informasi secara aktif

7.

Penggunaan teknologi (misal : komputer) terpisah dari proses belajar.

Penggunaan teknologi merupakan bagian integral dari proses belajar untuk solusi masalah industri.

Konsep sistem industri (Deming, 1986) à Roda Deming ( Deming’s Wheel ) yaitu :

(1) Riset pasar,

(2) Desain produk,

(3) Proses produksi,

(4) Pemasaran.

Penerapan konsep sistem industri à sistem perguruan tinggi à Proses Pendidikan di Perguruan Tinggi (continous educational process improvement) :

(1) Adanya ide-ide untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi, pengembangan kurikulum,

(2) Proses pembelajaran,

(3) Pemuasan pengguna lulusan (pelanggan) dan alumni.

(4) Adanya umpan-balik yang berasal dari pengguna lulusan dan alumnià mendesain ulang kurikulum dan memperbaiki proses pendidikan perguruan tinggi yang ada.

Empat komponen utama penerapan Roda Deming à manajemen Perguruan Tinggi :

(1) Riset pasar tenaga kerja,

(2) Desain proses pendidikan yang dinamis dan berorientasi pasar,

(3) Operasional proses belajar­mengajar yang terkontrol, dan bertanggung jawab menyerahkan tepat waktu lulusan yang adaptif, kompetitif dan berkualitas baik,

(4) Mampu berkompetisi dalam persaingan global yang sudah dimulai sejak 2003.


Gambar Roda Deming dalam Manajemen Perguruan Tinggi

Delapan kategori untuk memenuhi permintaan bisnis dan industri dari perguruan tinggi ( Kemenade and Garre,2000 : Penelitian dengan sample dari Belgia, Belanda, Finlandia dan Inggris) yaitu :

(1) berorientasi pelanggan,

(2) memiliki pengetahuan praktis dan aplikasi alat-alat total quality management (tqm),

(3) mampu membuat keputusan berdasarkan fakta,

(4) memiliki pemahaman bahwa bekerja adalah suatu proses, (5) berorientasi pada kelompok ( team work ),

(6) memiliki komitmen untuk peningkatan terus-menerus, (7) pembelajaran aktif (active learning ),

(8) memiliki perspektif sistem.

Tabel Paradigma Baru dan Lama di P.Tinggi à kebutuhan pasar dan industri

Paradigma Baru

Paradigma Lama

Mahasiswa menerima hasil ujian,

pembibingan, dan nasehat agar membuat pilihan-pilihan yang sesuai

Hasil ujian tidak digunakan sebagai informasi untuk memberikan bimbingan dan nasehat kepada mahasiswa

Mahasiwa diperlakukan sebagai pelanggan

Mahasiswa tidak diperlakukan sebagai pelanggan

Keluhan mahasiswa ditangani secara cepat dan efisien

Keluhan mahasiswa ditangani dalam bentuk defensif dengan cara negatif

Terdapat sistem saran aktif dari mahasiswa

Mahasiswa tidak didorong untuk memberikan saran dan keluhan

Setiap departemen pelayanan menetapkan kepuasan pelanggan sesuai kebutuhan

Staf departemen pelayanan tidak memperlakukan karyawan lain dan atau mahasiswa sebagai pelanggan

Terdapat rencana tindak-lanjut untuk penempatan lulusan dan peningkatan pekerjaan

Tidak ada sistem tindak-lanjut yang cukup atau tepat untuk alumni

Mahasiswa diperlakukan secara sopan, rasa hormat, akrab, penuh pertimbangan

Mahasiswa dipandang sebagai inferior, tidak diperlakukan dengan rasa hormat, cara yang akrab dan penuh pertimbangan

Fokus manajemen pada ketrampilan kepemimpinan kualitas seperti : pemberdayaan dan partisipasi aktif karyawan

Fokus manajemen pada pengawasan karyawan, sistem, dan operasional

Manajemen secara aktif mempromosikan kerjasama daan solusi masalah dalam unit kerja

Banyak keputusan manajemen dibuat tanpa masukan informasi dari karyawan dan mahasiswa

Sistem informasi memberikan laporan yang berguna untuk mana jemen dan dosen

Sistem informasi usang dan tidak

membantu sistem manajemen kualitas

Staf administrasi bertanggung jawab dan siap memberikan pelayanan dengan cara yang mudah dan cepat guna memenuhi kebutuhan mahasiswa.

Staf administrasi kurang memiliki tanggung jawab dan kesiapan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Baru (Smith, 2000) sbb:

(1) Mempelajari banyak hal, bukan hanya yang menjadi pemikiran

(2) Mempunyai perencanaan jauh ke depan

(3) Menciptakan program individual

(4) Pembelajaran menggunakan media elektronik

(5) Pusat pembelajaran menggunakan pelatihan berbasis komputer

(6) Pembelajaran berkaitan dengan sasaran bisnis

(7) Lingkungan pembelajaran yang positif dan bersifat proaktif

(8) Pelatihan dilakukan just-in-time berdasarkan kebutuhan

(9) Teknologi merupakan kawan dan menjadi faktor penggerak seluruh kegiatan

(10) Media elektronik merupakan aset yang berharga.

Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Lama sbb :

(1) Mempelajari hanya yang menjadi pemikiran

(2) Perencanaan hanya berdasarkan kebutuhan

(3) Satu macam program pembelajaran untuk semua hal

(4) Pusat pembelajaran menggunakan model akademik

(5) Pembelajaran menggunakan model akademik

(6) Lingkungan pembelajaran yang tidak dapat diprediksi

(7) Pelatihan dilakukan berdasarkan ketersediaan bukan kebutuhan

(8) Teknologi mendorong isi dan model pembelajaran

(9) Media elektronik hanya berperan kecil.

Fungsi-fungsi dalam manajemen perguruan tinggi modern berbasis sistem manajemen mutu :

(1) Fungsi Riset & Pengembangan

(2) Fungsi Pemasaran

(3) Fungsi Operasional

(4) Fungsi Pengendalian Mutu

(5) Fungsi Administrasi & Keuangan

Fungsi Riset dan Pengembangan bertugas :

(1) Menge lola penelitian dan pengembangan sistem pembelajaran

(2) Membantu rektor atau dibentuk direktorat riset dan pengembangan

(3) Pelatihan­-pelatihan internal untuk dosen dan karyawan.

Fungsi Pemasaran bertugas:

Melakukan promosi untuk menjaring mahasiswa baru dan mempromosikan lulusan kepada dunia industri.

Tidak dilekatkan pada fungsi organisasi yang lain à dapat dibentuk sebuah Direktorat Pemasaran.

Fungsi Operasi bertugas :

(1) Mengelola operasional kegiatan-kegiatan perkuliahan, penelitian, laboratorium, perpustakaan dan sarana lainnya.

(2) Sangat efektif diterapkan pada organisasi perguruan tinggi yang bersifat sentralistik-- semua kegiatan operasional dikelola terpusat.

(3) Meningkatkan efisiensi penggunaan ruangan kuliah dan laboratorium serta fasilitas lainnya.

Fungsi Pengendalian Mutu bertugas :

(1) Menjamin sistem pengendalian mutu berjalan dengan baik.

(2) Wakil Manajemen dalam pengelolaan sistem jaminan mutu.

Tanggung jawab dan wewenangnya meliputi :

(1) Menjamin bahwa proses

(2) Proses dari sistem manajemen mutu ditetapkan
dengan benar dan dipelihara, persyaratan

(3) Persyaratan standar tidak dilanggar oleh fungsi-fungsi lain

(4) Melaporkan kepada pimpinan tentang kinerja dari sistem manajemen mutu, termasuk kebutuhan

(5) Kebutuhan untuk peningkatan mutu

(6) Mempromosikan kesadaran tentang pentingnya usaha

(7) Usaha memenuhi kebutuhan pelanggan keseluruh organisasi.

Fungsi Administrasi dan Keuangan bertugas :

Membantu Rektor atau berdiri sendiri sebagai satu Direktorat Administrasi dan Keuangan--bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perguruan tinggi ( Rektor ).

Fakultas dan Jurusan bertugas :

menjamin kualifikasi teknis dari perkuliahan, praktikum, penelitian, dosen & karyawan telah terpenuhi--berkonsentrasi pada isi (content) dari perkuliahan, praktikum, penelitianà meningkatkan kinerja penelitian, bimbingan mahasiswa dari dosen.

Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu Melalui Sertifikasi ISO 9001 : 2000

Pada Manajemen Pergurua Tinggi :

- Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan (mahasiswa, orangtua, pengguna/industri);

- Proses dokumentasi dalam ISO 9001 : 2000 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik;

- Perguruan tinggi yang telah bersertifikat ISO 9001: 2000 diijinkan untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari perguruan tinggi telah diakui secara internasionalà meningkatkan image perguruan tinggi serta daya saing dalam memasuki kompetisi global;

- Audit sistem manajemen mutu dari perguruan tinggi yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001: 2000 dilakukan secara periodik oleh registrar dari lembaga registrasià pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem mutu;

- Perguruan tinggi yang telah bersertifikat ISO 9001:2000 secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasià lembaga registrasi bertaraf internasional à peluang membuka pasar baru;

- Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik;

- Terjadi perubahan positif dalam hal budaya mutu dari anggota organisasià manajemen dan karyawan mempertahankan sertifikat ISO 9001:2000 à berlaku selama tiga tahun.